Jun 23, 2013

Adrenaline Rush in World War Z

Okay, I don't like zombie, horror movies or anything that bring a shocking effect in it.

Film ini aku rating 7.0 di IMDB not about the story but the thrilling effect or I might say it was like an adrenaline rush while watching it. Gimana nggak sepanjang film kita dipaksa untuk tegang dari awal sampe akhir, mengikuti karakter utamanya untuk terus berlari dari gerombolan zombie yang ga berhenti menurlarkan virus. Well, ga melulu tegang sih, ada kalanya kita menikmati body akting mas Brad Pitt (tetep ya cyiint) yang sangat kebapakan di film ini.

Ceritanya nonton filem ini sebagai stress relieve dari final exam kuliah managerial finance, yang ga tau itu makanan ato berupa animal. Singkat cerita janjian nonton tapi cuman berdia sama teman kampus cewek hehehe (sama - sama ketauan jomblo kalo nonton pas malming berdua). Karena doi udah janjia ama temen-temennya nonton Man of Steel, alhasil kita nonton nih film. Daaaaan, kita sama-sama orang kaget. Sepanjang film kita rame banget saking kagetnya maupun deg degannya hehehehe. Kebayang ramenya kan...dengan sadarnya kita pindah duduk yng ngasih jeda 1 kursi sama sebelah-sebelah kita dari pada ganggu :D

Soal filmnya sendiri sih, bagus, jalan ceritanya not bad tapi banyak banget hal-hal yang terkesan maksa supaya karakter utamanya tetap hidup (selamat di kecelakaan pesawat, nemu jalan ke tempat riset tanpa dikepung zombie etc). Dan for someone clueless like me, I could guess at the end of the story, well some people will hate me for saying this (sorry). Oiya soundtracknya itu lagunya Muse di album yg baru The 2nd Law, Judulnya Isolated System, yang video klipnya emang senada sama film ini.


Gara-gara film ini, agak paranoid sih ngeliat lubang intip pintu di apartemen trus liat lorong di apartemen atau di tempat parkir, trus pintu kaca juga. Kenapa? ya karena zombienya itu ngejar2 di daerah sekitar itu yang notabene familiar buat kita yg tinggal di apartemen :(

Over all, bagus kok filmnya, terutama kalo mau cari wahana adrenalin yang aman dan ga bikin capek fisik :) tapi jantung iya booook :D

Saya Pintar, Saya Bisa, Saya Sanggup...

Mungkin semboyan "Stay hungry, stay foolish" sangat terkenal buat memotivasi kita untuk terus belajar. Ga ada yang salah sih disini, cuman apa yah hubungannya sama judul postingan kali ini.

Saya ga percaya dan ga akan pernah percaya bahwa ada orang bodoh di dunia ini. Walaupun mungkin bisa dikatakan pintar dalam melakukan kesalahan berulang kali. Tapi apakah itu salah sehingga apa yg dipikirkan, apa yang dilakukan itu ternyata tidak sesuai dengan tempatnya? dan sekonyong-konyong dicap bodoh atau ga pintar. Well, it's just my thought, that every one has his/her own intelegencies, however perhaps they just don't use it in the right time, the right place, or with the right people.

Pemikiran ini timbul karena saat ini, orang-orang yang mungkin (in my opinion) by default gifted atau berbakat atau juga dibilang memiliki rezeki sejak lahir, ada di sekitar saya. Apa itu? misal cum laude di salah satu perguruan tinggi teknologi atau universitas yang diklaim paling favorit dan berkumpulnya 'orang-orang' pintar, lahir dari keluarga berkecukupan dan kerja di tempat impian semua orang. Ketika di dunia kerja mereka pas dan tepat sekali atau berhasil menemukan apa yang mereka gemari dan kemampuan mereka itu dikenali para atasannya. Dan dalam situasi dunia kerja, pada kenyataanya ga semuanya berhasil mendapatkan semua itu, or just simple orang-orang lain yang not just in time or stumbled on the wrong people or simply just in the wrong environment. Irony? may be... but the worst is when everything is being quantified alias dihitung secara kuantitatif berdasarkan angka dan kemampuan kognitif, well it all comes up with position for over performer or excellent performer.

Ada contoh lain, yang sering diceritakan oleh teman-teman saya, tentang jurusan kuliah atau penentuan jalan hidup seorang anak yang lulus SMU. Mungkin sekarang udah berubah jamannya, tapi mungkin kejadian seperti ini masih ada. Sering saya dengar bahwa orang tua selalu ingin anaknya jadi dokter, insinyur, atau jurusan favorit lainnya. Bila pun si anak akhirnya menuruti kemauan orang tuanya (ini kalo ternyata anaknya ga terlalu bertolak belakang keinginannya dari si orangtua) ada dua kemungkinan, si anak menemukan ritme kehidupannya di sekolah tersebut atau malah cabut karena under perform di kuliahnya.

Again, it's all about under perform, or just worng position, wrong choice, wrong time, and wrong position :(

Pernah saya mendengar keluhan dari seorang saudara dari anaknya yang ternyata dari semua tes kuliah di universitas negri (S1) gagal, baik jalur SMPTN ataupun jalur mandiri. Si anak yg syukurnya cukup terbuka kepada ayahnya, bilang "Pak, aku ini ga pinter ya?". Sedih kan yah kalau kita sebagai orang tuanya. Untungnya si orang tua berhasil menyemangati si anak yang akhirnya menemukan dunianya di pendidikan D3 and he perfomes well, very well I think.

Contoh di atas adalah contoh yang bagus akhirnya, masih banyak orang tua yang pada akhirnya tetap bersikukuh si anak untuk bersekolah di tempat yg menurut mereka baik dan mungkin pasaran saat itu sedang baik, atau berdasarkan ramalan kedepannya lulusan X dibutuhkan dalam jumlah banyak. Well, it's a mechanism for parents to express their love, hjowever most of the times it was not well communicated or just simply not well received. :)

Any way, kemampuan belajar itu yang penting. Oiya bukan hanya belajar tapi mengaplikasikan apa yang kita pelajari itu yang jauuuh lebih sulit :) (saya juga sedang belajar mengaplikasikan apa yang saya pelajari dalam hidup)

Sementara itu.... I don't care, I LOVE IT :)

Jun 17, 2013

Mencoba Lagi

Setelah penutupan multiply bbrp waktu yang lalu sempat kepikiran buat cepet2 bikin blog baru. Well, as usual it was for me just to commit anything to my self. Sudah lama memang bikin alamat blog disini dan disitu, which I ended up signing in on any social media, that having the mobile apps that can make me easily update in my iphone.

Well, this and that, di usia segini bikin kegalauan semakin beranjak ke tingkat advance. Semua sih sudah dicoba, mencoba sekolah baru, dengan backgroung manajemen bisnis yang mgkn sudah jadi inpmian selama ini. Does it work? it turns out just adding my doubtful life even worse :(

Maka berakhirlah disini, mencoba menulis lagi. Not much for a starter but it's better than nothing.

Life is always demanding without understanding. However, I love human being but people that I can't stand with :(