Showing posts with label wise. Show all posts
Showing posts with label wise. Show all posts

Jun 15, 2023

Content But (and) Confused?

 "Kamu tahu Mugler Nggie?" 

Pertanyaan itu yang diucapkan seorang teman yang mungkin lebih sering berkecimpung di dunia otak kanan dibandingkan dengan aku yang mungkin setelah sekian lama masih berkecimpung di dunia otak kiri.

Long way short, dalam dunia overthinking, dan berbagai waktu bolak balik sakit dan lainnya, akhirnya memilih mencoba menulis lagi. Ya.. mungkin bukan menulis yang bakal generating revenue dan source of useful information yang terkait teknis lalala dan yeyeye, but it's okay mungkin ini semacam coping mechanism terhadap ombak informasi yg selalu datang setiap waktu.

Dulu waktu masih kecil, selalu terbayang bahwa semua hal tentang kedewasaan akan mulai datang di usia 20 dan sudah sangat dewasa as in matured dewasa bukan aged dewasa di sekitaran usia 30an. Spouse, children, career, achievements, semua dipikir bakal sudah figured out di usia 20 - 30an. I thought it would be like that, sampai saatnya dirimu berada di usia akhir 30-an. Some checklists had been ticked, but perhaps not the usual ones, like spouse and children, but some were already passed through, and yet I still don't know where I am going to.

Semua soal stabilitas, ya, ada sebuah konstan yang pada dasarnya baik saat ini yang mungkin membuat sedikit resah. Ya.. resah.. bukan berarti tidak bersyukur, tapi ada sesuatu tenaga lebih yang ingin dikreasikan, tetapi apa masih belum tahu. Belum lagi sebuah rebound terhadap konsistensi yang selalu mengalir sepanjang usia. Tried this and tried that, but always ended up rebound, to nothing to do. Kadang dipikir-pikir apakah soal pasangan dan anak, dimana tenaga utk mengkreasikan ini akan tersedot pada 2 hal itu. Tapi jika berkaca pada contoh kasus lain, sepertinya tidak, some of them content, or may be constantly doing their energy created effort on something, like hobbies, people, anything, or may be they also don't know but they content it very good.

Back to Mugler, ya sudah terlanjur dalam dunia otak kiri sejak masa remaja, bikin orang sedikit mengharapkan bahwa pengetahuan soal dunia desain, fashion dan apapun yg ada otak kanannya terhadapku sangat kecil. Seorang teman juga berkali-kali mengingatkan untuk mulai side hustle di bidang desain tapi waktu semangat yang belum bisa dibuat khusus untuk itu. Tentu saya soal komitmen untuk tetap menjaga kegiatan side hustle tetap berjalan, sepertinya isunya lebih ke komitmen. Coba ada berapa kegiatan dicoba dilakukan banyak juga yang kandas, I prefer rest a lot.

Masih aneh nggak sih ya di usia 30an masih ga tau apa yang pengen kamu lakukan tapi selalu keliatan content? Nggak terlalu ingin berkompetisi tapi cukup kreatif dengan apa yang dimiliki aja, dan fokus pada kebaikan diri di masa depan? Tidak terlalu bertarget seperti di usia 20-an dan awal 30-an, tidak terpaksa ingin ikut trend dan sebagainya. Nggak apa2 kan ya?


- Surabaya, 15 June 2023 -


Apr 24, 2017

Why Am I An Assh*le? But So Is Everyone Else...

Yes, I'm still here, Alhamdulillah, in a healthy condition despite my struggle for obese-type-of-not-wanting-to-diet thingy.. and yes, I'm still single and already a thirty something person... well I don't know what people say about my condition (the single thingy) since I never listen what other said like forever..

But it's 2017.. yes 2017, it's like everything's grown and changed like within a blink of eye.. many things has shifted, like morals, habits, economy -yeah right- and trends. Talking about behavioural trends, sometimes I ask myself, "Where has the gentlemen's gesture gone?"... Yep, I call it, "gentlemen gesture", what is that? well simple things, like giving hand to a woman, girl, or female while she's on a stair, giving her a ride when it's midnight already even though the road is contradictory.. may be the examples are too much, but like giving a girl compliment just to make her smile, is just too rare lately. Or as simple as open a seat or a chair to woman without being asked, now I would call it a miracle.

It doesn't have to make a woman helpless to accept that kind of gesture, or it's too western style or we demand it as equality.. NO.. NO.. NO... for me this kind of gesture is flattering, and it's so rare to find lately, that a boy or a man with intentionally has a bad tendency towards women can use this as one of their methods. Yeah, this kind gesture sometimes misinterpret into a bad intention to get short pleasure.

Who do I have to blame? the equality movements? the independence fight for women so that we -as women- need no help from men? well what is the meaning equal? well I have said there once during my bachelor degree era, I said that equal for men and women are not the same, well we cannot kill the nature side of men or women. I took a degree that majority is men, electrical engineering but it didn't make me lost my feminine side, it did improved and boosted my feminine side because it was easy to be acknowledged as a rare creature in the field. Raised and grew in this kind of situation made me a very loud and outspoken person, though I still uphold the feminine side of me. Showing your feminine side is not, once again NOT stupid, it shows that you have taste and sensitivity more than other, not as a weakness but as a strength that can only be felt as a woman.

Well I demand these gentlemen gestures as a woman, it would not make me as an as*h*le right? because it becomes my requirement for a man.. well don't you want to be treated as a lady despite recent styles of life.. likewise an as*ho*e??


-Jakarta, April 24th, 2017-  


Jul 9, 2013

Hit again..Moment to Know My Self

Yes, It hits again, over and over again. I don't know why, perhaps this illness is closely related to mental condition. Yes, it's called gastritis, or biasa di sebut maag.

Kejadian ini bertubi-tubi menyerang, sudah hampir 3 minggu ke 3 dokter yang berbeda, diagnosanya sama --> Maag. Yang pertama awalnya pilek dan batuk seperti radang tenggorokan sudah hampir 2 minggu ga sembuh-sembuh akhirnya ke dokter spesialis THT karena suara totally hilang (Sabtu 29 Juni 2013), yang jadinya perlu bertahan dengan serak-serak sexy basah bertahan selama seminggu. Si Dokter THT ini bilang bahwa radang tenggorokannya sudah hilang tinggal pilek ringan saja, tapi ini waaah <it's like an 'aha' moment for the doctor while he was pointing his micro camera through my larynx> pita suaranya memang bengkak karena iritasi asam lambung. WHAATTT??!! asam lambung sampe pita suara. Well sama dokternya dikasih obat maag yg diminum sebelum makan dan obat antiradang. Well berjalan 3-4 hari obat maag ini ternyata punya efek samping, yaitu sembelit :( maka dihentikanlah ini obat (Pumpitor namanya) hari Jumat (5 Juli 2013) sudah ga minum dan bisa lancar BAB besok paginya.

Nah hari Sabtunya (6 Juli 2013) sorenya ada rasa aneh sakit diperut dari perut bagian kiri sampai kanan sampai ke pinggang dan punggung. OMG, ga tenang abis, takut karena ga selesai-selesai sakitnya langsunglah ke UGD. Maak UGD rumah sakitnya Full, luar biasa, ngeliat dokter jaganya yang cakep deep down inside stress menelpon dokter spesialis yang mgkn utk pasien lain. Ketika diperiksa sam si dokter, dia lsg bilang, ini makannya gmn, stress atau gmn? dan ketika si dokter meletakkan stetoskop di perut bilang waah ribut emang sih perutnya sama kembung. Alhasil dese cuman ngasih obat obat maag yg diminum sblm makan dan suplemen enzim plus anti mual. And I got dismissed home. 

The pain didn't go, as it hit again on Sunday night, on Moday I went to other hospital. This time, to the Internist - Gastroenterologist, which had the speciality in abdominal section. Well, he also recognized this as gastroesophagealreflux disease (GERD) yaah bahasanya sama lah yaaah Maag. Nah si dokter sempat mengindikasikan takutnya ada batu empedu kemudian diminta untuk USG dan ada treatment lain utk mendeteksi kuman dalam perut. Satu diagnosa dokternya yang mirip dengan dokter sebelumnya adalah ketika dia meletakkan stetoskop di perut, dia bilang emang ribut banget ini perut. Well the doctor said no more and asked me to visit again this Friday (July 12th 2013). Before that he seemed to ask me on the endoscopy procedure, but I rejected because it was too early and I'm afraid, so the doctor suggested to have USG instead though the radiologist said that she couldn't see the ulcer since it needs endoscopy. However, the Internist said it would be ok to have an endoscopy procedure since you would be sleeping during the process, but I couldn't when I was alone during the examination.

That was all one of hell stories, mungkin ada masalah dengan mental dan badanku ini mengingat apa yang terjadi akhir-akhir ini di pekerjaan. Well mungkin semua itu hanya di kepalaku, dan badanku bereaksi lebay luar biasa. Penasaran juga, waktu-waktu sakit ini, bikin berpikir menjadi lebih dalam. Not to mention tugas kuliah yang bisa dikerjaan pun juga berantakan *sigh*

Kalau dipikir-pikir, mungkin penyebabnya dari pikiran yang terlalu rumit, mungkin yah, karena sudah sekitar 1 bulan mencoba gaya hidup sehat dengan green smoothies dan memperbanyak buah-buahan. Kekurangan makanan padat bisa jadi pemicunya, karena asam lambung akan menghancurkan makanan padat yang masuk ke lambung. Tapi faktor pertama sangat signifikan sepertinya. Soal faktor pemicu seperti stress dan pikiran rumit bisa jadi pemicu dari semua ini. Walaupun mungkin seharusnya ga perlu reaksi lebay segitunya, it's only my head can control :(

Ada satu hal yang tiba-tiba terpikir ketika sakit begini, tentang sifat ini apakah turunan atau bagaimana. I have a head and a vision like my father's, which always seeking for perfection and excellence in ideas and implementations, while my body and mental condition are more to my mother's which always seeking for comfort and safe zone to be the best. Kedua hal ini tentu saja contradictory, sangat bertolak belakang, ketika kita ingin sesuatu yang excellent tapi ga mampu ketika berada di titik tekanan tertentu atau saat keadaan tidak sesuai dengan perencanaan dan gambaran di kepala. Well, do I angry to my parents for inheriting these? nope, I hope not though. It's not fair to blame someone else, where the one whose control you is yourself. 

A good friend of mine said I need to have a better life, a better quality of life, don't stuck just too busy in my head. Well, she's totally right, I just need to face it anyway, when it's not working good then it's fine at least you try at your best. Maybe it's because the environment I'm in always see perfection is a must and any tolerance of failure will kick you out of league. A league that I never had any intend to jump in, but I'm there anyway :( 

Well, that's all the rumbling moment of one's sickness, my father always reminds me to ne sincere in living my life, a friend also sent me a motivation "Alloh SWT will never be bored to hear your prayings untill you, yourself get bored"

Jun 23, 2013

Saya Pintar, Saya Bisa, Saya Sanggup...

Mungkin semboyan "Stay hungry, stay foolish" sangat terkenal buat memotivasi kita untuk terus belajar. Ga ada yang salah sih disini, cuman apa yah hubungannya sama judul postingan kali ini.

Saya ga percaya dan ga akan pernah percaya bahwa ada orang bodoh di dunia ini. Walaupun mungkin bisa dikatakan pintar dalam melakukan kesalahan berulang kali. Tapi apakah itu salah sehingga apa yg dipikirkan, apa yang dilakukan itu ternyata tidak sesuai dengan tempatnya? dan sekonyong-konyong dicap bodoh atau ga pintar. Well, it's just my thought, that every one has his/her own intelegencies, however perhaps they just don't use it in the right time, the right place, or with the right people.

Pemikiran ini timbul karena saat ini, orang-orang yang mungkin (in my opinion) by default gifted atau berbakat atau juga dibilang memiliki rezeki sejak lahir, ada di sekitar saya. Apa itu? misal cum laude di salah satu perguruan tinggi teknologi atau universitas yang diklaim paling favorit dan berkumpulnya 'orang-orang' pintar, lahir dari keluarga berkecukupan dan kerja di tempat impian semua orang. Ketika di dunia kerja mereka pas dan tepat sekali atau berhasil menemukan apa yang mereka gemari dan kemampuan mereka itu dikenali para atasannya. Dan dalam situasi dunia kerja, pada kenyataanya ga semuanya berhasil mendapatkan semua itu, or just simple orang-orang lain yang not just in time or stumbled on the wrong people or simply just in the wrong environment. Irony? may be... but the worst is when everything is being quantified alias dihitung secara kuantitatif berdasarkan angka dan kemampuan kognitif, well it all comes up with position for over performer or excellent performer.

Ada contoh lain, yang sering diceritakan oleh teman-teman saya, tentang jurusan kuliah atau penentuan jalan hidup seorang anak yang lulus SMU. Mungkin sekarang udah berubah jamannya, tapi mungkin kejadian seperti ini masih ada. Sering saya dengar bahwa orang tua selalu ingin anaknya jadi dokter, insinyur, atau jurusan favorit lainnya. Bila pun si anak akhirnya menuruti kemauan orang tuanya (ini kalo ternyata anaknya ga terlalu bertolak belakang keinginannya dari si orangtua) ada dua kemungkinan, si anak menemukan ritme kehidupannya di sekolah tersebut atau malah cabut karena under perform di kuliahnya.

Again, it's all about under perform, or just worng position, wrong choice, wrong time, and wrong position :(

Pernah saya mendengar keluhan dari seorang saudara dari anaknya yang ternyata dari semua tes kuliah di universitas negri (S1) gagal, baik jalur SMPTN ataupun jalur mandiri. Si anak yg syukurnya cukup terbuka kepada ayahnya, bilang "Pak, aku ini ga pinter ya?". Sedih kan yah kalau kita sebagai orang tuanya. Untungnya si orang tua berhasil menyemangati si anak yang akhirnya menemukan dunianya di pendidikan D3 and he perfomes well, very well I think.

Contoh di atas adalah contoh yang bagus akhirnya, masih banyak orang tua yang pada akhirnya tetap bersikukuh si anak untuk bersekolah di tempat yg menurut mereka baik dan mungkin pasaran saat itu sedang baik, atau berdasarkan ramalan kedepannya lulusan X dibutuhkan dalam jumlah banyak. Well, it's a mechanism for parents to express their love, hjowever most of the times it was not well communicated or just simply not well received. :)

Any way, kemampuan belajar itu yang penting. Oiya bukan hanya belajar tapi mengaplikasikan apa yang kita pelajari itu yang jauuuh lebih sulit :) (saya juga sedang belajar mengaplikasikan apa yang saya pelajari dalam hidup)

Sementara itu.... I don't care, I LOVE IT :)