May 4, 2020

Stay at Home Week 8 : How Are You Doing?

Assalamu'alaykum Wa Rahmatullahi Wabarakatuh, Halooo, Apa kabar?


Akhirnya mampir lagi ke blog ini, bertahun-tahun terlewati, lama banget. Kesini, akhirnya mau nulis lagi setelah bingung mau ngapain lagi. Terakhir posting pas tepat 3 tahun yang lalu, yak 3 tahun persis. Nulis disini lagi mungkin karena sudah jengah dengan keseharian terkungkung di apartemen seluas 70m2an, hanya berteman TV, laptop, tanaman, dapur, kasur, bantal, guling, mesin cuci, balkon dan kulkas. Nggak ngerti kenapa menyebutkan barang - barang itu sebagai teman, karena asli, human interaction is very least for the pas 8 weeks. Gimana nggak, cuman ngobrol sama Pak Satpam pas ambil paket kiriman, sama mbak penjaga Indomaret, sama Bapak tukang air mineral :D dan yang paling disyukuri adalah sampai hari ini diberi kesehatan... Alhamdulillah...

Iya, ini masih masa hits pandemi Covid-19 itu, sebuah fenomena dunia yang mengubah semua orang dalam berinteraksi. Sudah nggak ada lagi nongkrong-nongkrong sama temen pas weekend, kerja dari rumah (Work from Home - WFH) dan yang agak sedih, nggak bisa pergi keluar - keluar dengan bebas, seperti keluar kota atau pulang ke kampung halaman.  Pandemi ini memang seperti cobaan seluruh dunia, yang kalau dibaca-baca, even pandemi ini seperti pandemi di tahun 1918 Spanish Flu. Level penyebaran yang sangat cepat dan masa inkubasi yang cukup lama, bikin pandemi Covid - 19 ini sangat fatal dan mengerikan. Berita banyak banget meliput ini, mulai yang ilmiahnya, cara-cara pencegahannya, semuanya, seolah2 informasi itu seperti tsunami buat kita yang orang awam ini. Intinya pembatasan interaksi antar manusia dibatasi, maka adalah beberapa jalan keluar dalam kegiatan sehari - hari, work from home, online shop, pesan antar dan sebagainya. Impact ekonomi juga luar biasa, terutama buat rakyat yang penghidupan berdasarkan upah harian atau hasil kerja harian, kebayang penderitaan orang sebanyak itu T_T.

Awal - awal stay at home atau work from home ini bener - bener bikin sedikit depresi, iya, karena selain memang secara mental belum beradaptasi, informasi yang luar biasa masuk ke kepala ini, waktu kerja yang amburadul (aseli sebagai pegawai pipa telekomunikasi masa-masa ini dituntut dedikasi yang lebih, termasuk weekend dan tanggal merah), tiap hari dengan ambulance (beneran 6 - 1- kali sehari) dan mengatur asupan makanan sama olah raga. Selain itu the feeling of uselessness mendera, merasa bahwa kita kurang kontribusi terhaap diri sendiri maupun orang lain, walaupun sudah berdonasi dan sudah bekerja lebih. 2- 3 minggu pertama emosi luar biasa, astaghfirullah klo ingat itu semua orang rasanya dimarahin T_T, kerjaan datang seperti banjir bandang. Alhamdulillah diberi kesibukan walaupun memang mengatasi keadaan psikologis ini, perlu bertahap, iya lebih rajin ibadah, lebih sering ikut kajian, semoga mengobati dikit demi sedikit. Aamiin...

Hari ini 4 Mai 2020, atau tanggal 11 Ramadhan 1441 H, masih suasana Ramadhan, tapi beda banget. Tahun lalu masih bisa jamaah tarawih di masjid, baik di kantor atau masjid - masjid lainnya yang menyelenggarakan tarawih berjamaah. Biasanya sama temen-temen ikut safari tarawih sekalian, ikut kajian di masjid. Membayangkan itu aja sekarang, yang sehari-hari memang terbiasa sholat munfarid, tapi di Ramadhan ini, masuk hari ke 11, rasanya ada yang hilang. Paling nggak biasanya awal-awal puasa pulang ke Surabaya, tengah-tengah nanti safari tarawih sama temam-teman, terus 10 hari terakhir ada agenda mabit untuk i'tikaf di masjid bareng temen-temen, dan yang ditunggu adalah mudik, iya pulang ke tempat papa -mama dan adik-adik, kumpul keluarga dan lain sebagainya. Nggak tau apakah tahun ini bisa menjalani seperti tahun lalu, kalaupun nggak, yah sudah mencoba menyiapkan mental dari sekarang, walaupun sedih memang nggak bisa terhindarkan.

Fenomena lain dalam waktu -waktu ini adalah, adanya pemotongan THR yang tentu saja sebenarnya untuk disumbangkan perusahaan ke yang membutuhkan. Masih mengirimkan formulir kesediaan dan nilainya sudah diberikan, atau boleh bebas dengan nominal minimal 100ribu. Kadang harus disyukuri masih menerima THR tahun ini walaupun memang disesuaikan untuk didonasikan perusahaan. Nggak kebayang sekarang sudah banyak yang tidak bergaji, boro-boro THR. Cuman berdoa semoga semua ini bisa bermanfaat untuk orang-orang yang membutuhkan. Aaamiiin.

Disela-sela WFH, kira-kira ngapain aja ya, buanyaaak, selain kegiatan ibadah, akhirnya melakukan beberapa kegiatan lain, yang nggak perlu keluar dari apartemen, kira-kira ini list diantaranya:
  1. Video Call sama Mama - Papa & teman-teman. Ya berusaha berinteraksi dengan siapapun secara virtual itu perlu, apalagi kalau yang tinggal sendirian macam diriku ini
  2. Nonton Film & Serial. Sudah nggak terhitung berapa serial diselesaikan dan berapa film yang sudah ditonton, Kdrama, Western sampai film berbahasa asing lain (Jerman, Spanyol dst), nanti kubikin sinopsis dan reviewnya mungkin ya, karena film - film yang kutonton mungkin ada beberapa yang ga mainstream. Psst... aku rela langganan nomer operator sebelah supaya bisa nonton Netflix hahahha (that far.....)
  3. Masak, yahhh, bukan yang heboh juga sih dimakan sendiri, paling tumis-tumis aja, paling mewah masih cuman sukiyaki wkwkwkwk
  4. Olah raga online. Ya, sebelum pandemi ini sudah doyan olah raga, walaupun ya gitu anggi gampang banget bosen dan susah istiqomahnya klo sudah di atas 2-3 bulan, nah pas WFH minggu ke 1 - 4 masih mayan rajin 1- 3 kali seminggu, sekarang hmm, kenapa kalau puasa itu jam semakin cepat berlalu ya
  5. Ikut kelas online/webinar. Yaaa dari sekian periode masa lihat - lihat dan mempertimbangkan maka akhirnya ikut webinar berbayar, walau baru sekali (wakwaw) tapi insya Allah berfaedah. Selain webinar berbayar kebanyakan lihat kajian sama tutorial gratis di youtube. Mau nambah webinar berbayar lain, masih mempertimbangkan sih, milih yang mana (sampe sekarang masih tahap mempertimbangkan
  6. Membeli Mengadopsi tanaman. Huwaaaaa... setelah mempertimbangkan banyak hal (yak Anggi adalah penimbang keputusan yang ulung, karena belum tentu diimplementasikan) akhirnya membeli beberapa tanaman hias, untuk bisa menghibur diri. Keputusan yang berat sih karena memang tahu sifat diri yang suka gampang bosen dan mager ini mempertanyakan komitmen pelaksanaan (halah) maka dipilihlah tanaman -tanaman dengan kesuksesan hidup tinggi (kalau kata temenku sih gitu) dan yang pasti murah (kalau ditambah ongkir nggak juga sih ya). Sekarang sudah terkumpuk sekitar 7 tanaman yang sudah dibeli diadopsi, dan sudah mulai dirawat sesuai dengan teori yang dibaca dan dipelajari (yak, beneran nyatet sama how to nya) semoga aja bisa bertahan ya tanamannya, ya keistiqomah-an ini. Kayaknya nanti mau bikin blog sendiri tentang ini
    5 Tanaman yang dibeli 
  7. Memotong rambut sendiri. YAAAA.............. akibat terlena dan terbiasa procrastinating alias menunda-nunda potong rambut dan keburu pandemi, yaaa akhirnya motong rambut sendiri. Gimana caranya? well buka youtube dan cari "bagaimana cara memotong rambut sendiri" atau "How to cut your own hair" hahaha, alhamdulillah hasilnya tidak mengecewakan
  8. Bikin video tiktok. Hmmmm sebenernya bukan video sendiri sih, tapi tiktokannya satu bagian besar di kantor. Ternyata susah, takenya harus 4 - 5 kali heuheu.... i give respect to those who make videos like these to be viral
  9. Ngisi template - template IG Story. Yaaaa... ini ngetren di minggu - minggu pertama stay at home, ga tau ada berapa ya yang sudah dibuat, sampai - sampai bosen sendiri, entah gunanya apa, faedahnya apa selain viral dan lagi tren
  10. Menggambar. Iyaa, kemarin weekend akhirnya bongkar - bongkar peralatan hobi, ternyata masih ada cat air sama pensil cat air, lumayan lah, killing time, walaupun mungkin masih kaku lagi tangannya, karena mungkin gambarnya terakhir tahun lalu, hahahahaha.
Sekian lah ya, rangkuman ngapain aja selama 8 minggu ini, 3 tahun berlalu dari update terakhir dari tulisan terakhir di blog, semoga ada waktu yaa.... nulis - nulis update lagi :) See you..

Wassalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh