Jul 9, 2013

Hit again..Moment to Know My Self

Yes, It hits again, over and over again. I don't know why, perhaps this illness is closely related to mental condition. Yes, it's called gastritis, or biasa di sebut maag.

Kejadian ini bertubi-tubi menyerang, sudah hampir 3 minggu ke 3 dokter yang berbeda, diagnosanya sama --> Maag. Yang pertama awalnya pilek dan batuk seperti radang tenggorokan sudah hampir 2 minggu ga sembuh-sembuh akhirnya ke dokter spesialis THT karena suara totally hilang (Sabtu 29 Juni 2013), yang jadinya perlu bertahan dengan serak-serak sexy basah bertahan selama seminggu. Si Dokter THT ini bilang bahwa radang tenggorokannya sudah hilang tinggal pilek ringan saja, tapi ini waaah <it's like an 'aha' moment for the doctor while he was pointing his micro camera through my larynx> pita suaranya memang bengkak karena iritasi asam lambung. WHAATTT??!! asam lambung sampe pita suara. Well sama dokternya dikasih obat maag yg diminum sebelum makan dan obat antiradang. Well berjalan 3-4 hari obat maag ini ternyata punya efek samping, yaitu sembelit :( maka dihentikanlah ini obat (Pumpitor namanya) hari Jumat (5 Juli 2013) sudah ga minum dan bisa lancar BAB besok paginya.

Nah hari Sabtunya (6 Juli 2013) sorenya ada rasa aneh sakit diperut dari perut bagian kiri sampai kanan sampai ke pinggang dan punggung. OMG, ga tenang abis, takut karena ga selesai-selesai sakitnya langsunglah ke UGD. Maak UGD rumah sakitnya Full, luar biasa, ngeliat dokter jaganya yang cakep deep down inside stress menelpon dokter spesialis yang mgkn utk pasien lain. Ketika diperiksa sam si dokter, dia lsg bilang, ini makannya gmn, stress atau gmn? dan ketika si dokter meletakkan stetoskop di perut bilang waah ribut emang sih perutnya sama kembung. Alhasil dese cuman ngasih obat obat maag yg diminum sblm makan dan suplemen enzim plus anti mual. And I got dismissed home. 

The pain didn't go, as it hit again on Sunday night, on Moday I went to other hospital. This time, to the Internist - Gastroenterologist, which had the speciality in abdominal section. Well, he also recognized this as gastroesophagealreflux disease (GERD) yaah bahasanya sama lah yaaah Maag. Nah si dokter sempat mengindikasikan takutnya ada batu empedu kemudian diminta untuk USG dan ada treatment lain utk mendeteksi kuman dalam perut. Satu diagnosa dokternya yang mirip dengan dokter sebelumnya adalah ketika dia meletakkan stetoskop di perut, dia bilang emang ribut banget ini perut. Well the doctor said no more and asked me to visit again this Friday (July 12th 2013). Before that he seemed to ask me on the endoscopy procedure, but I rejected because it was too early and I'm afraid, so the doctor suggested to have USG instead though the radiologist said that she couldn't see the ulcer since it needs endoscopy. However, the Internist said it would be ok to have an endoscopy procedure since you would be sleeping during the process, but I couldn't when I was alone during the examination.

That was all one of hell stories, mungkin ada masalah dengan mental dan badanku ini mengingat apa yang terjadi akhir-akhir ini di pekerjaan. Well mungkin semua itu hanya di kepalaku, dan badanku bereaksi lebay luar biasa. Penasaran juga, waktu-waktu sakit ini, bikin berpikir menjadi lebih dalam. Not to mention tugas kuliah yang bisa dikerjaan pun juga berantakan *sigh*

Kalau dipikir-pikir, mungkin penyebabnya dari pikiran yang terlalu rumit, mungkin yah, karena sudah sekitar 1 bulan mencoba gaya hidup sehat dengan green smoothies dan memperbanyak buah-buahan. Kekurangan makanan padat bisa jadi pemicunya, karena asam lambung akan menghancurkan makanan padat yang masuk ke lambung. Tapi faktor pertama sangat signifikan sepertinya. Soal faktor pemicu seperti stress dan pikiran rumit bisa jadi pemicu dari semua ini. Walaupun mungkin seharusnya ga perlu reaksi lebay segitunya, it's only my head can control :(

Ada satu hal yang tiba-tiba terpikir ketika sakit begini, tentang sifat ini apakah turunan atau bagaimana. I have a head and a vision like my father's, which always seeking for perfection and excellence in ideas and implementations, while my body and mental condition are more to my mother's which always seeking for comfort and safe zone to be the best. Kedua hal ini tentu saja contradictory, sangat bertolak belakang, ketika kita ingin sesuatu yang excellent tapi ga mampu ketika berada di titik tekanan tertentu atau saat keadaan tidak sesuai dengan perencanaan dan gambaran di kepala. Well, do I angry to my parents for inheriting these? nope, I hope not though. It's not fair to blame someone else, where the one whose control you is yourself. 

A good friend of mine said I need to have a better life, a better quality of life, don't stuck just too busy in my head. Well, she's totally right, I just need to face it anyway, when it's not working good then it's fine at least you try at your best. Maybe it's because the environment I'm in always see perfection is a must and any tolerance of failure will kick you out of league. A league that I never had any intend to jump in, but I'm there anyway :( 

Well, that's all the rumbling moment of one's sickness, my father always reminds me to ne sincere in living my life, a friend also sent me a motivation "Alloh SWT will never be bored to hear your prayings untill you, yourself get bored"

No comments:

Post a Comment